Posts

Showing posts from June, 2019

Tulang Punggung Wanita #5

      Lahir dalam keluarga Peranakan tidaklah mudah terlebih ia tidak mirip sang mama. Papa bukan keturunan tionghoa. Kepergian papa membuatnya ia terlihat makin berbeda. Puji Tuhan, kasih ibu tidak berpihak. Ia dan koko mendapat porsi yang sama. Secara fisik ia menarik perhatian. Hanya saja tidak biasa. Tidak seperti kebanyakan. Banyak yang mengira ia pria. Jodoh yang tak kunjung datang membuatnya lebih mencintai Tuhan. Di usia muda ia menggantungkan hidupnya pada Tuhan dan Bunda Maria. Salib tak pernah lepas dari dekapannya. Keimanannya tidak ada yang meragukan. Kata pasangan adalah yang paling dihindarinya. Keluarga pun ada yang memandangnya sebelah mata. Emosi yang tak terkendali seringkali membuktikan kerapuhan hatinya. Pertahanan yang ia bangun sepanjang hidupnya dapat diruntuhkan Tuhan kapan saja. Senyum lelah tak akan lagi tersungging diwajah ketika Tuhan telah melimpahkan berkat untuknya.

Tulang Punggung Wanita #4

   Senyum itu akan selalu nampak lugu walaupun ditutup mahalnya harga gincu. Logat yang kental pun seharusnya tak membuatnya malu. Giginya yang gingsul selalu muncul saat tersipu. Keluguan itu pula yang membantunya bertahan hidup. Wujud bakti selalu ia buktikan pada bapak dan ibu. Tak peduli ia dikata anak kampung. Bersama kawan menapaki hidup baru. Dituduh tak patuh setelah bertahun-tahun oleh keluarga ibu, tanpa tahu kisah dibalik cucuran peluh. Tiap hari mulutnya tidak berhenti berdoa dan mengeluh, berharap semua lebih baik dari dulu. Saat cinta yang ia idamkan selalu berkata tunggu, kesabarannya yang Tuhan mau. Ketika cinta bersambut bermuara dalam kalimat ijab qobul, Tuhan ingin ia bersyukur. Bersyukur dan mengeluh seperti dua sisi koin dalam hidup yang ia junjung. Cinta yang menyambut selalu dituntut. Perahu tidak akan berubah menjadi bahtera dalam semalam karena cintanya bukan Nabi Nuh dan kisahnya tidak sama dengan Roro Mendut. Hiruk pikuk kota besar sudah mencemari...

Tulang Punggung Wanita #3

Dunia malam dan laki-laki lekat dengan hidupnya sebagai penyanyi. Disentuh sana-sini harus dijalani dengan bertaruh harga diri. Suaranya yang indah memang menarik hati tapi Tuhan yang mengatur rejeki. Paras cantik dan tubuh aduhai mengundang birahi. Tentu hanya satu yang berhak menyandang status suami. Keresahan dihati terus menjadi. Nafsu suami yang tak terkendali menyulut api. Tentu ada jalan lain bersama mantan kekasih. Kata ‘percaya’ tidak pernah memberi bukti. Jalan pintas dengan mengucap kata ‘cerai’ menjadi solusi. Tapi ludah selalu dijilat kembali. Lebih baik kembali daripada hidup sendiri. Bahtera telah berlayar untuk yang kesekian kali. Jagoan cilik hadir meski bukan darah daging. Ia rawat seperti anak sendiri tanpa pernah pilih kasih. Naluri tak bisa dibohongi hanya saja Tuhan belum merestui.