Posts

Showing posts from February, 2019

Tulang Punggung Wanita #2

   Wajah yang selalu terlihat lelah. Mata merah yang terus menatap nanar, jauh kedepan. Apa yang ada dipikiranmu? Hanya lelah, ia menjawab. Kerut diwajah tidak menampakkan usia yang sebenarnya. Rambut yang memutih itu juga saksi bisu kerasnya hidup berkeluarga. Matanya yang merah dan basah mengenang masa mudanya. Bersenang-senang, bekerja selayaknya seorang wanita muda, dan bercinta. Dimata keluarga, jodoh datang terlambat, tak sesuai prinsip keluarga. Tiga malaikat hadir dalam rumah tidak memperbaiki keadaan. Tahun berlalu, hidup makin susah. Pilihannya menjadi tulang punggung keluarga. Lagi-lagi tak segan dengan putri-putri yang ingin hidup tak sesuai kemampuan. Ego dan gengsi dalam keluarga menjadi pelumas. Dipandang rendah mereka marah. Disegani pun tak pantas. Kepala keluarga yang arogan tapi istri tak masalah. Kebahagiaan seperti apa yang ingin didapatkan. Pemimpin yang enggan bersusah payah hanya mengandalkan satu kekuatan. Sepertinya hanya mimpi belaka.

Tulang Punggung Wanita #1

   Ucapan merupakan doa. Yang dia katakan menjadi nyata. Membangun sebuah keluarga belum pernah secuil pun terlintas dipikirannya. Mana mungkin aku yang tidak mengenal cinta ini menikah dalam waktu dekat, ia mengelak. Tepat pada tahun yang ia tentukan sendiri Tuhan membuktikan ucapan yang tak sengaja. Dipinanglah ia oleh seorang laki-laki yang diluar dugaan. Membangun rumah bersama hingga hadirnya sepasang putri dan putra. Kerja sama yang tidak biasa. Kebiasaan mengakar mendarah daging dalam keluarga. Tak disangka ayah berdusta. Bertahun-tahun bangkai disimpan rapat. Ketika putra putri yang dimanja beranjak dewasa berani berkata tidak. Ia memutuskan berpisah. Penyesalan datang kala tabiat anak mengikuti ayahanda. Terpuruk dan hancur tentu dirasakan. Lembaran hidup baru harus dibuka. Waktu menyembuhkan luka yang tak nampak. Tahun berganti luka telah terobati. Rumah baru telah ia raih. Gurat senyum di wajah tak lagi sedih.